
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan AIDS jika tidak ditangani dengan baik. Meski saat ini pengobatan HIV telah berkembang pesat, pencegahan tetap menjadi langkah paling efektif untuk melindungi diri dan orang-orang di sekitar kita dari risiko penularan virus ini.
PAFI MARTAPURA (PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA) memandang pentingnya edukasi tentang HIV dan pencegahannya sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran masyarakat. Dalam artikel ini, PAFI akan mengulas cara penularan HIV serta langkah-langkah pencegahan yang bisa kita lakukan sehari-hari.
Bagaimana HIV Menular?
HIV hanya dapat menular melalui cairan tubuh tertentu dari seseorang yang sudah terinfeksi. Beberapa cara utama penularannya antara lain:
-
Melalui hubungan seksual tanpa pengaman
Penularan HIV paling umum terjadi saat berhubungan intim tanpa kondom, baik melalui vaginal, anal, maupun oral sex. -
Transfusi darah yang terkontaminasi
Walaupun saat ini darah di fasilitas medis sudah melalui proses skrining ketat, risiko tetap ada apabila transfusi dilakukan di tempat yang tidak memenuhi standar. -
Penggunaan jarum suntik secara bergantian
Umumnya terjadi pada pengguna narkoba suntik. Jarum yang tidak steril menjadi media penularan yang sangat tinggi. -
Ibu ke bayi saat kehamilan, persalinan, atau menyusui
Seorang ibu yang hidup dengan HIV bisa menularkan virusnya ke bayi, namun risiko ini bisa ditekan dengan pengobatan sejak awal kehamilan. -
Luka terbuka dan darah
Penularan bisa terjadi jika darah dari pengidap HIV masuk ke luka terbuka seseorang.
PAFI MARTAPURA menegaskan bahwa HIV tidak menular melalui sentuhan fisik, pelukan, bersalaman, berbagi makanan, atau menggunakan toilet yang sama.
Siapa Saja yang Berisiko?
Setiap orang memiliki potensi terinfeksi HIV jika tidak berhati-hati. Namun, kelompok dengan risiko lebih tinggi mencakup:
-
Mereka yang aktif secara seksual dan bergonta-ganti pasangan tanpa kondom.
-
Pengguna narkoba suntik.
-
Pasangan dari seseorang yang sudah terdiagnosis HIV.
-
Tenaga kesehatan yang terpapar darah tanpa pelindung.
-
Bayi yang lahir dari ibu dengan HIV.
Langkah-Langkah Pencegahan HIV
Untuk menghindari penularan HIV, berikut beberapa langkah pencegahan yang dianjurkan oleh PAFI MARTAPURA:
-
Gunakan kondom saat berhubungan seksual
Kondom adalah perlindungan utama terhadap penularan HIV dan penyakit menular seksual lainnya. -
Lakukan tes HIV secara rutin, terutama jika Anda aktif secara seksual
Deteksi dini sangat membantu dalam mencegah penyebaran dan memulai pengobatan lebih awal. -
Hindari penggunaan jarum suntik bersama-sama
Pastikan jarum suntik yang digunakan steril dan hanya sekali pakai. -
Edukasi dan komunikasi dengan pasangan
Terbuka dalam membicarakan riwayat kesehatan dan status HIV sangat penting dalam membangun kepercayaan dan perlindungan bersama. -
Profilaksis Pra Pajanan (PrEP)
Bagi orang yang memiliki pasangan HIV positif atau berisiko tinggi, PrEP adalah obat yang dapat membantu mencegah penularan. -
Profilaksis Pasca Pajanan (PEP)
Jika Anda merasa baru saja terpapar HIV, misalnya karena hubungan tanpa kondom atau kecelakaan kerja, PEP bisa diminum dalam waktu 72 jam setelah paparan untuk mencegah infeksi.
Peran PAFI MARTAPURA dalam Edukasi HIV
Sebagai organisasi yang mewadahi para ahli farmasi, PAFI MARTAPURA turut mengambil peran dalam menyebarkan informasi yang benar dan ilmiah seputar HIV. Edukasi yang baik bisa mengurangi stigma terhadap pengidap HIV, sekaligus meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pencegahan dan pentingnya pemeriksaan dini.
PAFI percaya bahwa semakin banyak masyarakat yang teredukasi, semakin kecil kemungkinan penularan terjadi. Informasi yang benar adalah kunci dalam melawan mitos dan ketakutan yang tidak berdasar.
HIV masih menjadi tantangan kesehatan global, namun dengan pengetahuan dan langkah pencegahan yang tepat, kita bisa mencegah penularan dan hidup berdampingan tanpa rasa takut. Selalu ingat bahwa HIV bukanlah hukuman, dan orang dengan HIV tetap bisa hidup sehat dan produktif.
PAFI MARTAPURA mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih peduli terhadap isu HIV/AIDS, bukan hanya sebagai masalah kesehatan, tetapi juga sebagai tanggung jawab sosial bersama.